Minggu, 28 Desember 2014

Terngiang di Puncak Cakrawala

 
Kami adalah sekumpulan anak-anak yang –bisa dikatakan- suka menggapai puncak, puncak apapun akan kami gapai bersama-sama, haha. Nah ini saatnya kami menggapai puncak  Gunung Prau. This is our second destination, after Nglanggeran mountain. Awalnya, semua ini adalah rencana yang serba dadakan dan pemulanya adalah saya sendiri. Saya yang senang sekali membuat planning jalan-jalan dadakan. Tapi Alhamdulillahnya anak-anak pada setuju ketika saya ajak ke Gunung Prau. Untuk sampai puncak prau membutuhkan waktu 3-4 jam pendakian. Begini ceritanya…

sisi belakang dari sebelah kiri : Udin, Dhimas, Sigit, Kurbi dan Fajar
depan dari kiri : Khusnul, Kiki, Desy, Eko, Jiah, Fitri, Azznah
28 Oktober 2014 sekita pukul 5 sore seusai kuliah kami memutuskan untuk berkumpul di depan hall kampus III UAD dengan perlengkapan pribadi masing-masing dan perlengkapan bersama. Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia juga untuk mengulur waktu alias NGARET men. Akhirnya kami memulai perjalanan ke Gunung Prau sekitar pukul setengah 6 sore. Oiya, Gunung Prau itu merupakan gunung tertinggi di pegunungan dieng dengan ketinggian 2565 mdpl. Kata orang-orang pemandangan dipuncaknya begitu indah, karena itulah saya mengajak anak-anak main kemari.
Ketika adzan maghrib berkumandang, kami memutuskan untuk berhenti di salah satu pom bensin di Jalan Magelang, Jogja untuk menumpang sholat. Kemudian kami melanjutkan perjalanan sambil mencari-cari makanan untuk mengisi perut, akhirnya kami memutuskan untuk makan di angkringan. Walaupun di angkringan, tapi tetap enak karena adanya kebersamaan. Usai permintaan perut telah terpenuhi, kamipun melanjutkan perjalanan dan berhenti lagi di salah satu pom bensin untuk melaksanakan sholat isya.

foto ketika berhenti untuk makan dan sholat
Malam semakin larut, dan waktu sampai dieng perkiraan kami ternyata salah disebabkan cuaca wonosobo yang berkabut ketika malam hari, dan kami harus berhati-hati menyusuri jalanan. Perlu kalian ketahui, bahwa di sebelah kiri dan kanan jalan adalah jurang karena kami melewati daerah pegunungan. Sekita pukul 11 malam kamipun sampai di basecamp pendakian gunung prau. Kami menyempatkan untuk beristirahat sejenak sebelum mendaki.
Tepat pukul 2 dini hari tanggal 29 Oktober 2014, kami bergegas untuk bersiap-siap dan melakukan pendakian ke puncak prau. Belum ada 20 menit, rombongan kami berhenti sebentar. Tiba-tiba salah satu teman saya berkata kepada saya bahwa perutnya sakit. Alhasil saya menemani dia balik ke basecamp bersama satu teman cowok saya. Dan anak-anak yang lain kami minta untuk melanjutkan perjalanan, serambi kami menyusul mereka.
Tak lama, sudah hampir pukul 3 dini hari kami bertiga melanjutkan pendakian kembali dari basecamp tersebut. Belum sampai pos 1 saya mengeluh kecapekan. Berat rasanya untuk menapakkan kaki menyusuri jalan pendakian karena begitu landai. Tetapi teman-teman saya meyakinkan saya untuk tetap melanjutkan perjalanan dan mengingatkan “apa tujuan saya ke puncak”.
Tiba di pos I, kami istirahat sejenak menikmati indahnya pemandangan dieng di malam hari. ketika sampai di pos II kami terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya dari kejauhan kami mendengar suara dari rombongan kami yang tadi telah berangkat duluan. Kamipun dipertemukan di pos III, berhenti sejenak disitu dan bercengkrama bersama-sama serta saling menyemangati satu sama lain. Semakin ke atas, jalannya memang lumayan licin, terjal, dan banyak disediakan tali untuk membantu kita sebagai pendaki untuk naik. Kamipun berhenti sejenak di tanah yang agak rata sembari mendengar adzan subuh berkumandang.


Salah satu teman saya, yang akrab saya panggil Eko bersemangat sekali mendaki. Dari atas ia berteriak-teriak memanggil kami dan meminta kami bergegas untuk naik melihat gunung slamet dan cakrawala yang indah di pagi hari. Sunrise. Ya, kata yang tak jarang kita dengar untuk ungkapan matahari pertama yang muncul dipagi hari.
Tak ingin kehilangan lukisan sunrise di langit-Nya, kami bergegas dan bersemangat kembali untuk melanjutkan pendakian. Hingga akhirnya kami benar-benar mengucap syukur. Hamparan awan putih, cakrawala indah, hiasan langit dengan matahari pagi yang meyegarkan mata serta lukisan ketiga gunung yang nampak terlihat jelas di depan mata. Ya, kita telah sampai puncak, kita telah sampai di puncak Gunung Prau.
Untuk mendapatkan hal yang teramat indah, selalu butuh perjuangan dan melewati tantangan seberat apapun. Dan kita semua pasti bisa melalui tantangan demi tantangan yang ada.

Semangat terus kawan, akan ada sesuatu yang indah untuk segala perjuangan dan kerja keras kita :))
bersama sahabat
lautan awan
bukit teletubies
sunrise di puncak prau
mencoba tidur di alam terbuka
perjalanan turun
pemandangan ketika turun
POS II


\

let's take a selfie guys..
sampai jumpa pada destinasi selanjutnya :)))

24 komentar:

  1. Wahh seperinyya seru sekali. Dibutuhkan wkt berapa jam yaa untuk sampe puncak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umumnya 3-4 jam, kalo udh biasa mungkin 2 jam bisa sampe :D

      Hapus
  2. Wuhui gn.prau
    Bulan mei siap2 merbabu!

    BalasHapus
  3. keren, (y) . mau ikut juga,. :D

    BalasHapus
  4. mau kemana aja asal bareng2 mah keren soalnya kebersamaan itu yang aling seruuuu :D

    BalasHapus
  5. kok potoku gak ada disitu ya des ?

    BalasHapus
  6. ih pengen banget tuh naik-naik ke gunung, tapi apa daya orangtua tak mengijinkan :(

    BalasHapus
  7. wih keren sekali kenampakan alam indonesia ini, ,

    BalasHapus
  8. bagus banget pemandangannya kakakks

    BalasHapus
  9. Ayooo kita mendaki lagii teman,, rindu gunung,,

    BalasHapus
  10. aaaa desiii....bkin envy bgt sih :'(

    BalasHapus
  11. mendaki gunung itu sangat menyenangkan,,, kapan kita mendaki gunung lagi des,,??

    BalasHapus
  12. kapan ikut.? kapan.ya tu ya kapan..? haha

    BalasHapus