Nah, teman-teman
yang setia mengunjungi dan membaca isi blog saya. Pada kesempatan ini saya
hanya akan berbagi pengetahuan tentang bulan Rabiul Awal. karena sekarang kita
telah memasuki bulan tersebut. Dan tepat pada tanggal 3 Januari 2015/12 Rabiul
Awal 1436 H merupakan Maulid Nabi. Nah jadi berikut yang dapat saya bagiakan.
Bulan Rabi’ul Awal merupakan
bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang
yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.
Dia membawa wahyu Allah SWT untuk
menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang
benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad
SAW”. Di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin
terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW tidak
dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di
bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan
dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya
seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah
diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau
di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban ? Mengapa
dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?
Lahirnya Rasulullah SAW di hari
senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah
dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika
seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah kecinta’anya
kepada beliau. hikmah tersebut adalah:
Pertama : di sebuah Hadist
disebutkan bahwa “Allah SWT menciptakan pepohonan dihari senin.” Hadist ini
merupakan peringatan yang sangat muliya bagi umat Islam yaitu Bahwa ”Allah
menciptakan bahan makanan, Rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan
itu anak Adam berkembang biyak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang
melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang
membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT. Maka dengan lahirnya
Rasulullah SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceriya’an dan kebahagian untuk
semua (Qurratui ‘uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah hari
yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang
muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: “Hari itu adalah
hari dimana aku dilahirkan.”
Kedua : Lahirnya Rasulullah SAW
dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan
mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut
terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa kabar gembira bagi
umatnya.
Syeikh Abdur-rahman
As-shoqli mengatakan: “Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam
kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl
Arrabi’ Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai
nikmat-nikmat Allah SWT serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat
kemaslahatan seorang hamba, dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan
hidup, serta di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga
terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah
ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan
ke’ada’annya-lah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan
memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai
nikmat Allah SWT”.
Maka kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :
(وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52]
“Sesungguhnya kamu
benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Ketiga : Tidakkah kita melihat
bahwa Musim Arrabi’ adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di
situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin
gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang
dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di
musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah
di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk
bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan
syari’at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.
Keempat : Allah SWT telah
berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya
Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka
tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya’an serta keutama’an dan
keistimewa’an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad
SAW .
Memang benar, karena jikalau
Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram
lainnya atau di bulan Sya’ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka
bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut,
karena keistimewa’an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi
Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul SAW di
bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar
terang. Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:
وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
يوم يتيه على الزمان
“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar
gembira kepada langit hingga diapun berhias. dan karenamulah, debu-debu kotor
menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi
terang, di karenakan datangnya Muhammad”.
Kejadian bersejarah di bulan Rabi’ul Awal
Bulan ini adalah bulan yang
sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat
mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah
suci nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah
penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang
pembuka pintu kegelapan.
Karena kedua kejadian tersebut
adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan
membahasnya disini secara ringkas:
Kelahiran sang baginda Rasul SAW
Seorang calon ayah pun terpaksa
harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam untuk mencari rizki
demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun
terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali
dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota
Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul
Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya
meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon
buah hati yang akan terlahir yatim.
Sebelum Aminah melahirkan sang
buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan
menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah
SWT sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua
belas dari bulan Rabi’ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut
ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan
sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT. Dengan tanpa merasakan sakit
sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di
kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari berganti hari, bulan
berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW
tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan
tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya
keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang
merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya, yaitu
Halimah Assa’diyah.
Di tahun yang ke Enam dari
kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziarah ke makam ayahnya
di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan
saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa
bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam
perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa
sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: ” semua yang hidup akanlah mati,
semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati
dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang
sangat suci “. sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan
meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan
membawa kesedihan yang berlipat-lipat.
Setelah sampai kepada bapa
saudaranya, ia pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari
putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi
anak yatim piyatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya
Amalan Kaum Muslim
di Bulan Rabi'ul Awal
Di bulan ini setiap Muslim
disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena
di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam,
telah tampak pula kebahagia'an orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya
bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan
lahirnya Rasulullah di bulan ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari
yang paling penting bagi umat islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan
sebagai hari berkumpulnya umat islam untuk mendengarkan kisah kelahiran Rasulul
islam yang sangat mulia, agar mereka memperoleh barakah dan keutama'an yang
suci.
Umat islam selalu memperingati
bulan kelahirannya, sehingga mengadakan walimah, dan menyedekahkan sebagian
hartanya kepada saudaranya yang membutuhkan dalam bentuk apapun, mereka juga menampakkan
kegembira'an mereka karena terlahirnya Rasulullah SAW, mereka selalu
memperhatikan kisah kelahirannya, dengan penuh kekhusyu'an dan penghayatan,
sehingga barakah Rasulullah SAW-pun menyelimuti hati mereka, sehingga membuat
hati mereka tenteram dan tenang.
Mengapa kita memperingati Maulid
Nabi SAW? Mungkin pertanya'an ini adalah pertanya'an yang jarang sekali
didengar di kalangan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan maulid
Nabi di hari-hari yang agung seperti hari jum'at contohnya, atau hari yang ke
dua belas dari bulan Rabi'ul Awal. Ini merupakan suatu adat yang sangatlah di
dukung oleh syare'at bagi hamba Allah yang sangat mencintai Rasulnya, sebagai
ungkapan rasa cinta dan rasa syukur terhadap nikmat Allah yang berupa lahirnya
sang penerang dunia. Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa hal ini
merupakan hal yang tidak dilakukan oleh ulama' salaf. Mungkin dengan
pernyata'an ini kita terpaksa harus menyebutkan dalil kebolehan memperingati
acara maulid Nabi. Akan tetapi sebelum kita menyebutkan dalil-dalil akan
dibolehkannya maulid maka kita perlu mengetahui hal-hal berikut ini:
1. Kita mengatakan bahwa peringatan
maulid Nabi adalah perbuatan yang dibolehkan oleh syari'at, dari berbagai
perkumpulan untuk mendengarkan sejarahnya Rasul SAW, mendengarkan puji-pujian
yang diucapkan untuk beliau, memberikan makanan, serta memberikan kegembira'an
untuk semua umat islam.
2. Kita tidak mengatakan bahwa
peringatan maulid Nabi disunahkan di waktu tertentu atau di malam tertentu,
akan tetapi barang siapa yang meyakini hal tersebut maka telah mengada-ngada di
dalam agama (melakukan perbuatan bid'ah). Karena kita wajib mengingatnya di
setiap waktu. Akan tetapi di bulan kelahirannya yaitu bulan Rabi'ul Awal,
seorang muslim lebih ditekankan untuk mengingat beliau, sehingga orang-orang
bersemangat untuk menyambutnya serta berkumpul untuk mengingatnya dan merasakan
keagungan karena kita menjadi lebih dekat dengan sejarah. Maka mereka akan
mengingat suatu yang sudah lampau dengan cara melaksanakannya sesuai dengan
adat jaman sekarang.
Yang paling penting bagi seorang muslim adalah
memperbanyak shalawat atas nabi Muhammad SAW di bulan ini. Karena salawat ini
sendiri mempunyai keutama'an yang paling besar. Karena Allah SWT akan tetap
menerima shalawat seseorang meskipun dalam ke'ada'an lalai. Barang siapa
membaca shalawat kepada nabi SAW, maka shalawat tersebut akan diperlihatkan
kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sebagaimana yang disebutkan dalam
sebuah Hadist: "Bershalawatlah kepadaku? Karena sesungguhnya shalawat
kalian akan diperlihatkan kepadaku". Lain lagi dengan dzikir-dzikir yang
lain, karena dzikir-dzikir yang lain membutuhkan kekhusyu'an agar dzikir-dzikir
tersebut di terima oleh Allah SWT. Masih banyak lagi keutama'an shalawat kepada
nabi. Adapun shalawat yang paling afdhal yang hendaknya kaum muslimin
membiasakannya adalah shalawat Al-Ibrahimiyah, yaitu:
اللهم صلى على سيدنا محمد ، وعلى آله سيدنا محمد ، كما صليت على سيدنا
إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، وباركعلى سيدنا محمد
وعلى آل سيدنا محمدكما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ،
في العالمين إنك حميد مجيد
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat
yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat
segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk
dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman).
(Surah Ali `Imran: 110)
sumber: http://shafiqolbu.wordpress.com/
semoga apa yang saya
bagikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wah terimakasih banyak infonya :)
BalasHapus